TENOFOVIR

NAMA GENERIK

Tenofovir
NAMA KIMIA
Sinonim: PMPA; TDF; Tenofovir Disoproxil Fumarate
GB STRUKTUR KIMIA
252
KETERANGAN
Tidak ada data
SIFAT FISIKOKIMIA

Tidak ada data
SUB KELAS TERAPI
Antivirus
KELAS TERAPI
Antiinfeksi
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Dewasa: oral 1x300 mg/hari Modifikasi dosis pada gangguan ginjal: ; • Clcr 30-49 mL/menit: 300 mg setiap 48 jam; • CLcr 10-29 mL/menit: 300 mg, 2x/minggu; • Clcr <10 mL/menit tanpa hemodialisis : tidak direkomendasikan. Dengan hemodialisis: 300 mg setiap 7 hari, 12 jam setelah hemodialisis. Modifikasi dosis pada gangguan hati: tidak dibutuhkan modifikasi dosis.
FARMAKOLOGI
DISTRIBUSI Distribusi: 1.2-1.3 L/kg Ikatan dengan protein: 7% METABOLISME Tenofovir disoproxil fumarate (TDF) dikonversi dengan cara hidrolisis (oleh enzim non-CYP) menjadi tenofovir, kemudian difosforilasi menjadi tenofovir diphosphat aktif. Bioavailbilitas 25% (puasa); meningkat sampai 40% dengan makanan tinggi lemak Waktu paruh eliminasi: 17 jam Waktu puncak di serum: 36-84 menit (puasa); 96-144 menit (dengan makanan) EKSKRESI Urin (70-80%) melalui filtrasi dan sekresi aktif, terutama dalam bentuk tenofovir yang tidak diubah.
STABILITAS PENYIMPANAN
Disimpan pada suhu 25o C, variasi yang diperbolehkan 15o C -30o C
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap tenofovir dan komponen dalam sediaan
EFEK SAMPING
> 10% Susunan saraf pusat: nyeri Gastrointestinal: diare, mual Neuromuskuler dan skeletal: kelemahan Susunan saraf pusat: sakit kepala , depresi , insomnia , demam , pusing ; Dermatologi: rash (makulopapular, pustular atau Vesiculobullous rash, pruritus atau urtikaria , Endokrin dan metabolik: peningkatan amilase Gastrointestinal: muntah, nyeri abdominal, dispepsia, flatulens, anoreksia, berat badan turun;Hematology: neutropenia Hepatik: peningkatan transaminase Neuromuskuler dan skeletal: nyeri punggung , mialgia, neuropati peripheral Respiratori: pneumonia Lain-lain: diaporesis Kasus setelah pasca-marketing: nekrosis tubular akut, reaksi alergi, peningkatan serum kreatinin, sesak, sindrom Fanconi, hepatitis, hipofosfatemia, sindrom rekonstitusi imun, asidosis laktat, diabetes insipidus nefrogenik, pankreatitis, proteinuria, tubulopati proksimal, gagal ginjal. Over-dosis/toksikologi: kejadian terbatas, terapi suportif. Hemodialisis mungkin berguna; dilaporkan 10% pada kasus yang mendapat dosis 200 mg dihilangkan selama sesi 4 jam.
INTERAKSI MAKANAN
Dapat diberikan tanpa atau bersamaan dengan makanan. Makanan tinggi lemak dapat meningkatkan bioavailbilitas.
INTERAKSI OBAT
Efek sitokrom P450L inhibisi CYP1A2 (lemah) Meningkatkan efek/toksisitas: Penggunaan bersamaan dengan didanosin, dilaporkan dapat meningkatkan konsentrasi didanosin dan metabolitnya, serta meningkatkan risiko toksisitas didanosin ( hiperglikemia, pankreatitis, neuropati peripheral, atau asidosis laktat); menurunkan CD4 dan respon virologi. Perlu perhatian dan pengawasan yang ketat, serta penundaan jika ditemukan adanya tanda/gejala toksisitas. Obat yang mungkin berkompetisi pada sekresi tubular renal acyclovir, cidofovir, ganciflovir, valacyclovir) dapat meningkatkan konsentrasi serum tenovir. ;Obat yang menyebabkan nefropati dapat menurunkan eliminasi tenofovir. Protease inhibitor (khususnya ritonavir, dan kombinasi dengan ritonavir) mungkin meningkatkan konsentrasi tenofovir serum. Menurunkan efek: Tenofovir mungkin menurun konsentrasi atazanavir, dan protease inhibitor lainnya, mengakibatkan hilangnya respon virologi.
PENGARUH ANAK
Kemanan dan efikasi belum terbukti pada pasien anak
PENGARUH HASIL LAB
Tidak ada data
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor Risiko B
PENGARUH MENYUSUI
Ekskresi pada ASI tidak diketahui/kontraindikasi
PARAMETER MONITORING
CBC dengan hitung jenis, hitung retikulosit, kretinin kinase serum, hitung CD4, level RNA HIV plasma, tes fungsi hati dan ginjal, densitas tulang (jangka panjang), fosfat serum; tes HBV direkomendasikan sebelum inisiasi terapi ARV. Pasien dengan HIV dan koinfeksi dengan HBV, harus dimonitor selama beberapa bulan setelah penghentian tenofovir.
BENTUK SEDIAAN
Tablet, berupa disoproxil fumarate: 300 mg (ekuivalen dengan 245 mg tenofovir tenofovir disoproxil)
PERINGATAN
Telah dilaporkan asidosis laktat dan hepatomegali berat dengan steatosis termasuk kasus yang fatal; hati-hati digunakan dengan pada pasien yang berisiko terhadap penyakit hati (risiko mungkin meningkat pada pasien obes atau pengguna jangka panjang) dan tunda terapi jika muncul gejala pada klinis/laboratorium yang mengarah ke asidosis laktat (peningkatan transaminase dengan/tanpa hepataomegali dan steatosis). Sindrom rekonstitusi imun mungkin terjadi jika terdapat respon inflamasi pada infeksi oportunistik yang lambat perkembangannya.; evaluasi dan terapi lebih lanjut dibutuhkan.; Dapat menyebabkan osteomalasia; peningkatan penanda biokimia metabolisme tulang , level serum hormon paratiroid, dan level 1,25 vitamin D. sebanyak 5%-7% terjadi penurunan kepadatan masa tulang(BMD). Evaluasi BMD harus dilakukan pada pasien dengan riwayat fraktur tulang atau berisiko osteopenia.;Hati-hati pada pasien dengan gangguan renal (Clcr < 50 mL/menit); modifikasi dosis diperlukan. Dapat meyebabkan sindrom Fanconi, hait-hati penggunaan dengan obat lainnya yang bersifat nefrotoksik terutama yang berkompetisi pada sekresi tubular aktif. Hati-hati penggunaan pada gangguan hati. Semua pasien HIV harus diperiksa HBV sebelum inisiasi terapi ARV. Pada pasien HIV dengan koinfeksi HBV, perlu monitoring fungsi hepar beberapa bulang setelah penghentian obat.
KASUS TEMUAN
Tidak ada data
INFORMASI PASIEN
Dapat digunakan bersamaan dengan makanan Makanan tinggi lemak dapat meningkatkan bioavailbilitas.
MEKANISME AKSI
Tenofovir disoproxil fumarate (TDF) adalah analog adenosin 5’-monofosfat, yang berinterferensi dengan viral RNA HIV yang bergantung dengan DNA polymerase, mengakibatkan inhibisi replikasi virus. TDF dihidrolisis menjadi tenofovir dan selanjutnya difosforilasi menjadi tenofovir difosfat.
MONITORING
Tidak ada data
DAFTAR PUSTAKA
DIH 17th edition hal 1501-1503

sumber : http://www.informasiobat.com/