ENALAPRIL MALEATE

NAMA GENERIK

Enalapril Maleate
NAMA KIMIA
Nama Kimia : N-{N-[(S)-1-Ethoxycarbonyl-3-phenylpropyl]-L-alanyl}- L-proline9 hidrogen maleat. Struktur kimia
STRUKTUR KIMIA
C20H28N2O5,C4H4O4
GB STRUKTUR KIMIA
295
SIFAT FISIKOKIMIA

serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih. Sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam dichloromethane. Sangat mudah larut dalam metil alkohol dan dimethylformamide. Sedikit larut dalam solven organik semi polar, praktis tidak larut dalam solven organik non polar. Larut dalam larutan alkali hidroksida encer. Larutan 1 % dalam air mempunyai pH 2,4 – 2,9. Penyimpanan terlindung dari cahaya. • Stabilitas : - Enalapril dilaporkan stabil minimal 56 hari dalam bentuk larutan oral yang dibuat baru (extemporaneous) mengandung enalapril maleate1mg/mL dalam berbagai larutan pembawa. - Sediaan enalaprilat adalah larutan jernih dan tidak berwarna. Sediaan dalam vial disimpan pada suhu < 30oC. • Kompatibilitas: larutan injeksi enalaprilat kompatibel dengan infus D5 Ringer’s, D5 RL, D5 NS, D5, Isolyte E, NS.
SUB KELAS TERAPI
Antihipertensi
KELAS TERAPI
Kardiovaskuler
DOSIS PEMBERIAN OBAT
osis awal yang lebih rendah pada pasien dengan hiponatremia, hipovolemia, severe congestive heart failure, menurunnya fungsi ginjal atau pada pasien yang mendapat terapi diuretik. - Anak 1 bulan–17 tahun : • Oral : Enalapril sebagai antihipertensi Dosis awal 0,08 mg/kg BB (sampai 5 mg) dalam 1-2 dosis terbagi; dosis diatur berdasarkan respon pasien 5,9. Alternatif lain, untuk anak dengan BB 20-50 kg : dosis awal 2,5 mg sekali sehari, dinaikkan sampai maksimum 20 mg perhari, untuk anak dengan BB 50 kg atau lebih dapat diberikan dosis awal 5 mg sekali sehari, dinaikkan sampai maksimum 40 mg perhari. 9 - Dewasa - Oral : Enalapril : - Hipertensi : 2,5 -5 mg/hari kemudian dinaikkan sesuai kebutuhan, dosis terapi lazim untuk hipertensi : 10-40 mg/hari diberikan dalam 1-2 dosis terbagi. Catatan : dosis diawali dengan 2,5 mg jika pasien mendapat diuretik yang tidak dapat dihentikan. Dapat juga ditambahkan diuretik jika tekanan darah tidak dapat dikontrol dengan pemberian enalapril saja. - Heart failure : dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau dengan diuretik, beta blocker dan digoxin, diawali dengan dosis 2,5 mg satu atau dua kali perhari (dosis lazim : 5-20 mg/hari diberikan dalam dua dosis terbagi; target : 40 mg). - Asymptomatic left ventricular dysfunction : 2 x 2,5 mg perhari, dosis dititrasi sesuai toleransi pasien sampai 20 mg perhari. Intravena : Enalaprilat (bila terapi oral tidak memungkinkan) - Hipertensi : 1,25 mg/dosis, diberikan dalam waktu 5 menit setiap 6 jam. Catatan : jika pasien secara bersamaan mendapat terapi diuretik, mulai dengan dosis 0,625 mg iv diberikan selama 5 menit; jika efeknya tidak adekuat setelah 1 jam, ulangi dosis dan berikan 1,25 mg pada interval 6 jam berikutnya; jika adekuat, berikat 0,625 mg iv setiap 6 jam. - Heart failure : hindari pemberian iv pada pasien dengan unstable heart failure atau yang menderita acute myocardial infarction. Konversi iv ke terapi oral jika tidak diberikan bersamaan dengan diuretik : oral 5 mg sekali sehari; selanjutnya boleh dilakukan titrasi dosis sesuai kebutuhan; jika mendapat terapi diuretik secara bersamaan dan responnya bagus pada dosis 0,625 mg iv setiap 6 jam, dosis awal oral 2,5 mg/hari. - Pengaturan dosis pada pasien gangguan ginjal : - Oral : Enalapril : ClCr 30-80 mL/menit : 5 mg/hari titrasi dosis sampai maksimum 40 mg. ClCr < 30 mL/menit : 2,5 mg/hari titrasi dosis sampai tekanan darah terkontrol. Untuk pasien heart failure (gagal jantung dengan natrium < 130 mEq/L atau serum kreatinin > 1,6 mg/dL, dosis diawali dengan 2,5 mg/hari, dinaikkan menjadi dua kali perhari sesuai kebutuhan. Dinaikkan lebih lanjut 2,5 mg/dosis setelah interval waktu lebih dari 4 hari sampai dosis maksimum 40 mg/hari. Enalapril maléat tidak direkomendasikan untuk neonatus atau pasien pediatri dengan GFR < 30 mL/menit per 1,73 m2, karena tidak ada data untuk pasien tersebut 2. - Intravena : Enalaprilat : ClCr > 30 mL/menit : dosis awal 1,25 mg setiap 6 jam dan dosis dapat dinaikkan berdasarkan respon pasien. ClCr < 30 mL/menit : dosis awal 0,625 mg setiap 6 jam dan dosis dapat dinaikkan berdasarkan respon pasien. - Hemodialisis : moderately dialyzable (20%-50%) : berikan dosis setelah diálisis (misal 0,625 mg iv setiap 6 jam) atau berikan dosis tambahan 20%-25% setelah diálisis; clearance : 62 mL/menit5. Hemodialisis menurunkan kadar enalaprilat dalam serum kira-kira 35%11. - Peritoneal diálisis : tidak diperlukan dosis tambahan, meskipun sebagian obat ikut terbuang.5 - Pengaturan dosis pada gangguan hepar : hidrólisis enalapril menjadi enalaprilat dapat tertunda dan atau gagal pada pasien dengan gangguan hepar yang berat, tetapi efek farmakodinamik obat tidak berubah secara signifikan; tidak perlu pengaturan dosis 5. Diet yang perlu diperhatikan : batasi diet yang mengandung garam pengganti atau yang banyak mengandung kalium 5.
FARMAKOLOGI
ikan 1,2,5,9. Mekanisme kerja : competitive inhibitor dari angiotensin-converting enzyme (ACE); mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor yang poten; menghasilkan kadar angiotensin II yang lebih rendah yang mana dapat menyebabkan peningkatan aktivitas renin dalam plasma dan mereduksi sekresi aldosteron 1,2,5,9. • Mula kerja obat (onset of action) : oral : ~1 jam, intravena : 15 menit5,11. • Lama kerja obat (duration) oral : 12-24 jam • Absorpsi : 55%-65 % • Ikatan dengan protein : 50%-60 % • Metabolisme : prodrug, melalui biotransformasi hepatic menjadi enalaprilat. • Waktu paruh eliminasi : Enalapril : dewasa : sehat 2 jam; congestive heart failure : 3,4-5,8 jam Enalaprilat : bayi usia 6 minggu–8 bulan : 6-10 jam; dewasa : 35-38 jam • Waktu untuk mencapai puncak, serum : oral : Enalapril : 0,5-1,5 jam Enalaprilat (aktif) : 3-4,5 jam • Eksresi : urin ( 60 %-80 %); sebagian dalam faeces. Sesudah pemberian dosis oral, enalapril dieskresi terutama di dalam urin dan sebagian dalam faeces, sebagai enalaprilat dan senyawa aslinya (unchanged drug), lebih dari 90 % dosis iv enalaprilat dieksresi di dalam urin. Eliminasi enalaprilat adalah multiphasic tapi waktu paruh efektif untuk akumulasi sesudah dosis ganda enalapril dilaporkan terjadi kira – kira 11 jam pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Enalaprilat dikeluarkan melalui hemodialis dan peritonial dialisis.
STABILITAS PENYIMPANAN
Tablet enalapril disimpan dalam wadah aslinya, tertutup rapat, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Simpan pada suhu kamar dan hindari dari panas dan kelembaban yang berlebihan 3. Enalaprilat : larutan jernih, tidak berwarna, sebaiknya disimpan pada suhu < 30o C. IV stabil 24 jam pada suhu kamar dalam infus glukosa 5 % (D5W) dan NS.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap enalapril atau enalaprilat; angioedema yang berhubungan dengan terapi ACE inhibitor sebelumnya; pasien dengan angioedema idiopatik atau herediter; bilateral renal artery stenosis; kehamilan (trimester 2 dan 3) 5.
EFEK SAMPING
1%-10 % : - Kardiovaskuler : hipotensi 0,9%-6,7%, Chest pain (2%), syncope (0,5%-2%), orthostasis (2%), orthostatic hypotension (2%). - CNS : sakit kepala (2%-5%), pusing/dizzines (4%-8%), fatigue (2%-3%) - Dermatologic : rash (1,5%) - Gastrointestinal : abnormal taste, sakit perut, muntah, mual, diare, anoreksia, konstipasi. - Neuromuscular & skeletal : weakness. - Ginjal : peningkatan serum kreatinin (0,2%-20%), memburuknya fungsi ginjal (pada pasien dengan bilateral renal artery stenosis atau hipovolemia). - Respiratory (1 % - 2 %) : bronchitis, batuk, dyspnea. < 1 % (limited to important or life-threatening ) : agranulositosis, alopecia, angina pectoris, angioedema, ataxia, bronchospasme, cardiac arrest, cerebral vascular accident, depresi, erythema multiforme, exfoliative dermatitis, halusinasi, hemolisis pada pasien G6PD, psikosis, odem paru, Stevens Johnson syndrome, SLE, toksis epidermal necrolysis, vertigo dan lain–lain 5.
INTERAKSI OBAT
Interaksi enalapril dengan obat lain : Efek Cytochrome P450 : substatre of CYP34A (major) Efek meningkat / toksisitas : suplemen kalium, kotrimoksazol (dosis tinggi), angiotensin II reseptor antagonist (contoh candesartan, losartan, irbesartan) atau diuretik hemat kalium (amiloride, spironolakton, triamterene) dapat menghasilkan kadar kalium dalam darah bila dikombinasi dengan enalapril. Efek ACE inhibitor dapat ditingkatkan oleh phenothiazine atau probenecid (kadar kaptopril meningkat). ACE inhibitor dapat meningkatkan konsentrasi dalam serum obat lithium. Diuretik dapat meningkatkan efek hipotensi dengan ACE inhibitor, dan meningkatkan hipovolimia yang potensial menimbulkan adverse renal effects dari ACE inhibitor. Pada pasien dengan compromised renal fuction pemberian bersamaan dengan NSAIDs dapat memperburuk fungsi ginjal. Allopurinal dan ACE inhibitor dapat meningkatkan resiko hipersensitivitas bila digunakan bersamaan. Efek menurun : Aspirin (dosis tinggi) dapat menurunkan efek terapi ACE inhibitor; pada dosis rendah efek ini tidak signifikan. Antasid dapat mengurangi bioavailabilitas ACE inhibitor; berikan terpisah dengan selang waktu 1–2 jam. NSAIDs dapat menurunkan efek hipotensi ACE inhibitor. CYP3A4 inducer dapat menurunkan kadar atau efek enalapril; contoh inducer termasuk amino glutethimide, karbamazepin, nafcillin, nevirapine, phenobarbital, phenytoin, rifampisin5.
PENGARUH HASIL LAB
Positive coombs’ (direct) : dapat menyebabkan hasil positif palsu pada penentuan kadar aseton dalam urin yang menggunakan reagen natrium nitropruside.5
PENGARUH KEHAMILAN
Risk factor C (trimester I) / D (trimester II dan III )
PENGARUH MENYUSUI
Implikasi pada kehamilan : menurunkan aliran darah plasenta, bayi berat lahir rendah, hipotensi pada janin, kelahiran prematur dan kematian janin telah dilaporkan terjadi dengan penggunaan ACE inhibitor pada binatang percobaan. ACE inhibitor sebaiknya segera distop jika diketahui hamil, kecuali tidak ada obat alternatif lain yang cocok .5 - Ibu menyusui : dapat menembus ASI, tidak direkomendasikan digunakan pada ibu menyusui.
PARAMETER MONITORING
Tekanan darah, fungsi ginjal, leukosit, kadar kalium dalam serum; tekanan darah dimonitor secara ketat selama pemberian iv.
BENTUK SEDIAAN
Enalapril : Tab. 5 mg, 10 mg, 20 mg Enalaprilat : Vial 1 mL, 2 mL. Tiap mL larutan mengandung enalprilat 1,25 mg dengan NaCl untuk mengatur tonisitas, NaOH untuk mengatur pH dan benzil alkohol 9 mg dalam aqua pro injeksi. pH sekitar 7
PERINGATAN
Dapat terjadi reaksi anafilaksis. Angioedema dapat terjadi sewaktu-waktu selama pengobatan dengan enalapril (khususnya setelah dosis pertama) 5.
INFORMASI PASIEN
an dokter 3. Segera lapor ke dokter jika terjadi muntah, diare, exsessive perspiration, atau dehidrasi; juga jika terjadi bengkak pada muka, bibir, lidah, atau kesulitan bernafas; atau batuk, pusing, rash (kemerahan pada kulit), badan terasa lemah (weakness) yang persisten; kekuningan pada mata dan kulit, demam, sakit tenggorokan, menggigil atau tanda–tanda infeksi yang lain, lightheadedness, fainting 3,6.Pasien diharapkan secara teratur kontrol ke dokter, periksa laboratorium dan tekanan darah. Jangan memberikan obat anda kepada orang lain. Pasien sebaiknya mencatat daftar obat-obat yang digunakan baik melalui resep dokter maupun obat bebas yang digunakan, seperti vitamin, mineral atau suplemen makanan yang lain; daftar obat tersebut dibawa setiap kali kontrol ke dokter atau bila dirawat di rumah sakit ataupun dalam keadaan kasus emergensi 3.
MEKANISME AKSI
*
DAFTAR PUSTAKA
1. AHFS Drug Information 2005, hal. 1863–1874. 2. AHFS Drug Information 2008 (e-book) 3. ASHP Patient Information, reviewed Jan 2007. 4. British National Formulary, 56th ed., September 2008, hal. 101. 5. Drug Information Handbook, 15th ed., 2007-2008, hal. 578-581. 6. Drug Information Handbook, 12th ed., 2004-2005, hal. 7. Handbook on injectable Drug, 12th ed, 2003, hal. 511-516 8. ISO Indonesia vol. 43, 2008 , hal 253, 255, 259--260. 9. Martindale : The Complate Drug Reference, 35 th ed., 2007 (e-book). 10. MIMS Indonesia 109th ed. 2008, hal 54, 66, 68, 99. 11. USP Drug Information, 2005, Thomson Micromedex, hal. 197-198.

sumber : http://www.informasiobat.com/